A. DEFINISI DAN SUSUNAN TANGGA
Tangga merupakan system transportasi dalam bangunan yang berbentuk
vertical. Pada umumnya tangga ditempatkan sedemikian
rupa, sehingga tidak banyak menggunakan ruangan, mudah ditemukan oleh setiap orang dan diusahakan memperoleh penyinaran matahari pada siang hari.Bahan-bahan untuk pembuatan
tangga terdiri dari bahan kayu, baja, beton tulang,
batu/ Bata merah dan lain-lainnya.
Tangga adalah
merupakan salah satu bagian dan suatu bangunan
yang berfungsi sebagai
alat penghubung lantai bawah dengan lantai yank ada di atasnya
pada bangunan bertingkat dalam
kegiatan tertentu.
Anak tangga (trede) adalah bagian dari tangga yang berfungsi
untuk rnemijakkan/ melangkahkan kaki ke arah vertikal
maupun horisontal (datar).Bidang trede datar yang merupakan
tempat berpijaknya telapak kaki dinamakan:
Aantrede (langkah datar), sedangkan bidang trede tegak yang merupakan selisih tinggi antara dua trede yang berurutan dinamakan Optrede (langkah tegak/naik). Pada tangga kayu di bagian
langkah datar atau Aantrede
biasa dibuat bagian yang
disebut Wel ukurannya maksimum 5 cm. Lebar anak tangga untuk satu orang berjalan
dibuat 60-90 cm dan untuk dua
orang berjalan dibuat 80-120 cm, 150 – 130 cm.
Stootbord (bidang sentuh), adalah system penguatan
yang terbuat dari papan dimana berfungsi sebagai penguatan pada trede. Untuk ukuran 1,5 x 2 cm atau 2 x 3 cm, selain itu wellat dapat menguatkan stootbord.
Ibu Tangga (Boom) adalah bagian tangga berupa dua batang atau papan miring yang berfungsi menahan kedua ujung anak tangga (trede).
Bordes adalah bagian dari tangga yang merupakan bidang datar yang agak luas dan berfungsi sebagai tempat istirahat bila terasa lelah. Bordes ini dibuat apabila jarak tempuh tangga sangat panjang yang mempunyai jumlah trede lebih
dari 20 buah dan atau lebar tangga cukup akan
tetapi ruangan yang tersedia
untuk tangga biasa/tusuk lurus tidak mencukupi. Biasanya panjang bordes
diambil antara 80 150 cm.
Pelengkap, adalah
bagian dari tangga agar tangga yang dilalui
aman. Bagian dari pelengkap terdiri
dari:
- · Tiang sandaran adalah tiang yang berdiri tegak yang ujung bawahnya tempat memanjatkan boom dan ujung atasnya sebagai tempat menumpangnya sandarari
- Sandaran(pegangan)adalahbatangyang berfungsi sebagai pegangan tangan bagi yang melintasi tangga yang mempunyai posisi sejajar dengan sisi atas boom. Sandaran ini dipasangsetinggi75 @ 90 cm terhitung dari sisi boom.Kayusandarandipakaikayu bulat dengan Ø 4 @ 5 cm atau kayu 4 x 6 cm atau 6 @ 8 cm.
- · Ruji (balustrade) merupakan susunan barisan papan-papan tegak yang berfungsi sebagai pagar pengaman.
B. SYARAT-SYARAT TANGGA
·
Syarat Umum Tangga
Syarat-syarat umum tangga
di antaranya dapat ditinjau dari segi, seperti
berikut:
1.
Penempatannya
·
Penempatan tangga
diusahakan
sehemat mungkin
menggunakan ruangan.
·
Diusahakan penempatannya
tidak mengganggu/menghalangi
lalu
lintas orang
banyak.
2. Kekuatannva:
·
Kokoh dan stabil bila dilalui
oleh sejumlah orang + barangnya.
3. Bentuknya
·
Bentuknya rapih, indah
dipandang dan serasi dengan keadaan di sekitar tangga.
· Syarat Khusus Tangga
Yang termasuk dalam
syarat
khusus tangga
adalah perhitungan
untuk besaran aantrade dan optrade,
yaitu dengan cara:
CARA 1.
a + 2 . 0 = ln
Di mana: a = aantrede (langkah
datar)
0 = optrede
(langkah naik)
ln = langkah normal dapat diambil antara 57 @ 65 cm Contoh.: ditetapkan 0 = 17,5 cm dan kr'65
cm, maka didapat a sebesar =
a + 2 . 17,50 =
65
a = 65 — 35
a = 30 cm
1. Lebar Tangga dan Panjang Bordes
Lebar tangga dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :
a.
Lebar Tangga Efektif
adalah lebar tangga-yang dihitung
mulai dari sisi dalam rimbat tangan
(pegangan) yang satu sampai dengan sisi dalam
rimbat tangan yang lainnya.
b.
Lebar Tangga Total adalah lebar efektif tangga ditambah dua kali tebal rimbat
tangan (t) ditambah
lagi dua kali sisa pijakan (s) di luar
rimbat tangan atau
Lebar tangga total =
lebar efektif + 2.t + 2.s
Biasanya : diambil t = 4 @ 6 cm
s = 5 @ 10 cm
C. BENTUK-BENTUK TANGGA
1. Tangga Tusuk (Biasa) Lurus
-
Kedua boom
lurus clan sejajar membentuk
sudut sebesar .
-
Semua trede sama lebar dan tegak lurus
terhadap kedua boom.
2. Tangga Tusuk (Biasa) Miring
-
Kemiringan trede tangga disesuaikan
dengan miring dinding di
sekitarnya.
-
Kedua boom
lurus, sejajar dan sama panjang.
-
Semua trede sama lebar dengan posisi
miring terhadap kedua boom.
3. Tangga Baling (Membilut) Tunggal
-
Kedua boom
lurus, sejajar dab tidak sama panjang.
-
Garis
panjat/lintas berupa
garis lengkung.
-
Ada sedikit penghernatan ruangan
di sekitar ujung atas
tangga.
4. Tangga Baling (Membilut) Dobel
-
Semua tredenya membilut menyerupai
baling-baling.
-
Garis
panjat berupa garis lengkung yang simetris.
5. Tangga Seperempatan Awal
-
Tangga ini dapat menghemat ruangan
seperempat (¼) putaran pada awal naik tangga.
-
Pada seperempatan awal trede
(anak tangga) membentuk segitiga yang salah satu ujungnya
menuju satu titik (poros).
-
6. Tangga Seperempatan Akhir
-
Tangga ini dapat menghemat ruangan
putaran pada akhir tangga (menuju lantai atas).
-
Anak tangga
(trede) pada seperempatan akhir berbentuk segitiga.
7. Tangga Seperempatan Antara
-
Menjalani tangga ini
sedikit menjemukan, cepat lelah dan agak berbahaya.
-
Menghemat ruangan pada
bagian sudut lantai
bangunan.
-
Konstruksinya (kayu) agak
sulit dibuat.
8. Tangga Poros Putar
-
Keuntungan tangga poros ini dapat menghemat penggunaan
ruangan.
-
Pijakan anak tangga berbentuk segitiga
yang memusat menuju
poros (as).
D. KONSTRUKSI TANGGA
Ditinjau dari segi penggunaan bahan, konstruksi
tangga dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:
1. Konstruksi Tangga Kayu
Tangga ini banyak digunakan dengan pertimbangan bahannya ringan dan mudah didapat serta menampakkan segi estetika yang tinggi bila diisi dengan variasi
propil dan difinishing dengan rapih. Namun demikian tangga ini memiliki kelemahan tidak dapat dilalui oleh beban-beban yang begat dan terbatas
lebarnya, karena kayu mempunyai sifat lentur yang besar.
Konstruksi tangga kayu terdiri dari dua bagian pokok yaitu ibu tangga (boom) dan anak tangga (trede). Biasanya pada pertemuan siku antara sisi atas shootbord dengan sisi bawah papan injak diisi dengan plat penahan
(wellat). Agar setiap hubungan
kayu bisa kaku, maka dibuatkan
takikan-takikan atau dengan hubungan
pen dan lobang
tak tembus.
2. Konstruksi Tangga Baja
Tangga baja merupakan tangga yang sebagian besar (semua) kornponen-komponen konstruksinya terdiri dari bahan baja. Bahan baja yang digunakan pada konstruksi tangga ini dapat berbentuk: propill.
propil kanal C ([ ) dan baja plat polos maupun
baja nlat dengan tonjolan-tonjolan garis.Propil L dan propil
C biasanya digunakan
untuk ibu tangga (boom)
sedangkan baja plat untuk anak tangga/plat injak. Untuk tangga yang sederhana dengan lebar ± 60 cm, plat injak dapat diganti
dengan batang besi 0 16 mm atau propil L. 50.50.5.
yang masing-masing ujungnya
dilas pada sisi dalam ibu tangga.Tangga poros ini tidak memakai ibu tangga, akan tetapi menggunakan poros dari pipa baja tebal dengan diameter 10 @ 15 cm.
Agar poros tangga dapat berdiri dengan tegak dan kokoh maka pada ujung bawahnya
dipasang baja plat 200.200.12 mm (baseplate) yang diberi
4 buah angker
0 16 mm. Angker
ini ditanam pada blok beton pondasi
setempat. Sernua komponen dari tangga poros ini menggunakan sistem las, kecuali
bila plat injak menggunakan
papan kayu, maka penguatannya memakai hubungan mur-baut.
E. RANGKUMAN
Tangga merupakan alat transportasi dalam bangunan vertical. Tangga dalam system struktur masuk pada bagian super struktur. Bagian-bagian tangga yang sangat perlu diperhatikan adalah system penentuan aantrade, optrade dan system penempatannya. karena dengan penentuan
tiga bagian ini maka tangga akan terasa
nyaman. Tangga
memiliki bentuk, yaitu tangga tusuk lurus, tangga tusuk miring dll. Sedangkan system konstruksi
tangga terbagai atas, konstruksi
tangga kayu, baja, beton dan
batu bata .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar